Jam menunjukkan tepat jam 12 malam, tersentak aku terbangun seakan-akan ada yang membisikkan kata-kata...ayo bangun, lalu aku duduk sendiri memikirkan siapa sebenarnya Wanita yang telah membangunkan aku, tiba-tiba terlintas dihadapanku sesosok Wanita anggun dengan wajah berseri-seri seraya berkata “ Anakku...walau aku sudah meninggalkanmu dengan kenangan-kenangan kita dulu, tapi aku masih ingat Tanggal ini “.
Tanggal ini ????? aku berpikir, ya...tanggal dimana sesosok tubuh mungil muncul dihadapanku, sesosok tubuh mungil yang membuat aku tersenyum gembira, bangga, serta memberi aku semangat tuk jalani hidup bahagia dengan dirimu.....
Masih ingatkah engkau, kala itu setiap detik aku tak kan pernah melewatkan hari-hari indah bersamamu, menyuapimu, memberi minum susu, mengajarimu, menuntunmu hingga kau kelak menjadi orang yang berguna. IBU......terbangun aku dari lamunanku......
Ya...Allah, tanggal ini aku terlahir didunia ini, tanggal ini aku rasakan sentuhan tangan halus penuh kasih sayang dari ibuku telah kurasakan. Dan kini Engkau telah memberikan aku kenangan itu lagi.
Aku teringat saat aku berusia 17 tahun, tepat tanggal ini juga aku baru datang dari sekolah yang memberi ilmu padaku, dengan lembut ibuku berkata, “ anakku, mandi dulu dong habis itu makan ya, makanlah sendiri karena ayahmu masih belum datang “ tanpa berkata aku pergi tuk melaksanakan perintah Ibuku. Lalu setelah aku duduk sendiri di meja makan kulihat disekeliling ibuku sudah tidak tampak, aku heran kemana bekiau. Lalu tiba-tiba muncul sesosok Wanita penuh dengan senyum membawa kue dengan hiasan lilin yang jelas tampak bertuliskan angka 17 sambil berkata, Selamat ulang tahun anakku, kini kau sudah dewasa, kau sudah tahu hal mana yang jelek dan baik, apa ang harus kau kerjakan dan mana yang tidak, kutiup lilin itu dengan harapan “ IBU AKU INGIN SETIAP TAHUN SAMPAI AKU MATI KELAK KAU MEMBERIKAN APA YANG TELAH KAU BERIKAN SAAT INI ”. kurasakan sebuah kecupan menandakan sebuah harapan serta pujian dan keinginan dari seorang ibu mendarat dikeningku.
Kini, saat usiaku sudah 32 tahun, kue itu sudah tidak kurasakan lagi, lilin itu sudah tidak menyala lagi, ucapan itu sudah tidak dapat kudengar lagi, sebuah kecupan kata-kata harapan sudah sirna, yang ada hanya sepi...sepi.........dan sepi.............
IBU.....saat ini aku sedih sekali, air mataku tak terasa sudah membasahi pipiku, IBU....saat ini aku sudah bahagia, aku sudah mempunyai keluarga, aku sudah bisa menepati apa yang ibu harapkan walau aku rasa tidak semua keinginanmu dapat aku tepati.
IBU.....Datanglah walau sekejap, aku rindu ucapan itu lagi, semoga engkau bahagia di alam sana, IBU temani aku menjalani kehidupan ini...
IBU.....Maafkan aku tidak bisa membahagiakanmu, aku tahu aku dan keluargaku sudah banyak berbuat salah, tapi aku,istri dan anakku sangat merindukanmu, kami sayang padamu.
IBU MAAFKAN AKU...................
SALAM KANGEN DARI AKU, ISTRI DAN ANAKKU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar